Belajarsipil.com – Hidrograf satuan sintetik metode DR. Nakayasu telah berulang kali diterapkan di Jawa Timur terutama pada DTA kali Brantas. Hingga saat ini hasilnya cukup memuaskan. Penggunaan metode ini memerlukan beberapa karakteristik parameter daerah alirannya sebagai berikut:
- Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf (time of peak)
- Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (time lag)
- Tenggang waktu hidrograf (time base of hydrograph)
- Luas daerah tangkapan air
- Panjang alur sungai utama terpanjang (length of the longest channel)
- Koefisien pengaliran.
Rumus dari hidrograf satuan Nakayasu adalah :
dengan :
Qp = Debit puncak banjir (m3/det)
Ro = Hujan satuan (mm)
Tp = Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
T0,3 = Waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak sampai 30% dari debit puncak
A = Luas daerah tangkapan sampai outlet
C = Koefisien pengaliran
Untuk menentukan Tp dan T0,3 digunakan pendekatan rumus sebagai berikut :
Tp = tg + 0,8 tr
T0,3 = a tg
tr = 0,5 tg sampai tg
tg adalah time lag yaitu waktu antara hujan sampai debit puncak banjir (jam). tg dihitung dengan ketentuan sebagai berikut:
– Sungai dengan panjang alur L > 15 km : tg = 0,4 + 0,058 L
– Sungai dengan panjang alur L < 15 km : tg = 0,21 L0,7
dimana :
tr = Satuan Waktu hujan (jam)
a = Parameter hidrograf, untuk
a = 2 => Pada daerah pengaliran biasa
a =1,5 => Pada bagian naik hydrograf lambat, dan turun cepat
a = 3 => Pada bagian naik hydrograf cepat, turun lambat
1. Pada waktu naik : 0 < t < Tp
dimana,
Q(t) = Limpasan sebelum mencari debit puncak (m3)
t = Waktu (jam)
2. Pada kurva turun (decreasing limb)
a. Selang nilai : Tp <= t <= (Tp+T0,3)
b. Selang nilai: (Tp+T0,3) <= t <= (Tp + T0,3 + 1,5T0,3 )
c. Selang nilai : 1,5 T0,3 > (Tp + T0,3 + 1,5 T0,3)
Rumus tersebut diatas merupakan rumus empiris, maka penerapannya terhadap suatu daerah aliran harus didahului dengan suatu pemilihan parameter-parameter yang sesuai yaitu Tp dan a, dan pola distribusi hujan agar didapatkan suatu pola hidrograf yang sesuai dengan hidrograf banjir yang diamati.
Hidrograf banjir dihitung dengan persamaan sebagai berikut :
dimana :
Qk = Debit Banjir pada jam ke – k
Ui = Ordinat hidrograf satuan (I = 1, 2, 3 .. .n)
Pn = Hujan netto dalam waktu yang berurutan (n = 1,2,..n)
Bf = Aliran dasar (base flow)